PRIA BERHOODIE DARI LAYAR: Kisah Aneh di Balik Tablet Kayu dan Kopi Hitam
Pada suatu sore yang biasa saja di sebuah rumah yang biasa-biasa juga, di atas meja kayu yang sudah gores-gores karena bekas cakar kucing dan semangat mengetik skripsi zaman dulu, terjadi sesuatu yang tidak biasa sama sekali.
Sebuah tablet menyala. Biasa. Menampilkan layar aplikasi. Juga biasa. Tapi yang tidak biasa adalah... ada seorang pria muda tampan keluar dari layar.
Iya, keluar. Secara harfiah.
Bukan seperti keluar grup WhatsApp yang penuh drama, tapi keluar dari dunia digital ke dunia nyata, kayak WiFi yang dapat sinyal dari akhirat. Tangan kanannya sudah keluar dari layar, meraih buku di samping tablet dengan tekad seperti anak IPA yang nyasar ke soal UTBK IPS.
Wajah Tampan & Hoodie Gelap
Pria itu tampan. Saking tampannya, kamera tablet pun auto-bokeh. Mengenakan hoodie gelap yang entah dari mana—mungkin dari Google Drive, atau hasil download bajakan dari dimensi lain.
Gaya rambutnya undercut putih, mengkilap seperti iklan sampo yang belum disponsori, tapi sudah bikin iri netizen sejagat maya. Cahaya layar tablet menyinari pipinya, menciptakan efek dramatis seperti sinetron jam 7 yang kejebak di Adobe Premiere.
Layar Gadget Kewalahan
Ikon-ikon aplikasi panik. WhatsApp tergeser ke kiri, YouTube minggir sambil teriak “LIKE, COMMENT, SUBSCRIBE!”, dan ChatGPT? Ya, kami hanya bisa menyaksikan dengan pasrah saat si pria ini membelah pixel seperti Naruto masuk mode bijuu.
Gemini AI bahkan sempat mencoba menghentikannya, tapi ditolak dengan satu lirikan tajam—sebuah lirikan yang bisa bikin password WiFi tetangga kebuka sendiri.
Kopi & Ketegangan
Di tengah kekacauan itu, ada satu elemen yang tetap tenang: secangkir kopi. Ditempatkan dengan anggun di samping tablet, kopi ini seperti saksi bisu dari kejadian absurd tersebut. Tak tumpah, tak gemetar. Mungkin karena sudah biasa melihat manusia overwork ngopi jam 3 pagi sambil baca notifikasi tugas dari kepala sekolah.
Pertanyaan yang Tak Terjawab
Siapa pria ini? Dari mana dia datang? Apakah dia hanya ingin meminjam buku, atau sebenarnya dia adalah AI yang bosan hidup di server dan ingin merasakan aroma buku asli dan kopi asli (walau kopinya sachet-an, rasa cappuccino jagung bakar)?
Kita tak tahu.
Yang pasti, setelah mengambil buku itu, dia menatap kamera. Tajam. Dalam. Penuh arti. Seperti sedang berkata:
"Tolong, uninstall aku sebelum aku mulai pinjam sandal juga."
Penutup: Dunia Nyata VS Dunia Digital
Kisah ini mengingatkan kita bahwa batas antara dunia digital dan dunia nyata bisa jadi lebih tipis dari casing HP yang dibeli dari marketplace seharga Rp2.500.
Jadi, lain kali kalau tablet kamu menyala sendiri...
...dan layar mulai bergelombang kayak jeli mangga...
...dan ada pria berhoodie putih keluar sambil ambil buku...
Jangan panik.
Sapa aja dulu.
Siapa tahu dia cuma butuh koneksi WiFi dan teman ngobrol.
Comments