Konten ini hanya bisa diakses oleh member Gambarai.
Masukkan password "mitragambar2025" untuk melihat isi:
Sepi yang Kita Simpan Rapat-Rapat
Senja bukan sekadar pergantian waktu. Ia adalah panggung bagi rasa yang tumbuh diam-diam. Di balik warna jingga dan angin yang berembus pelan, ada kata-kata yang tak sempat terucap. Seperti dia, yang hadir tanpa rencana, tapi membuat malam terasa lebih panjang dari biasanya.
"Kau datang di antara waktu yang tak tepat, tapi kenapa justru terasa paling benar?"
Perbincangan kami selalu sederhana—tentang kopi, tentang lagu, tentang makna diam. Tapi di dalamnya, terselip detak jantung yang tak berani mengaku. Dia tahu, aku pun tahu. Tapi kami memilih untuk menjadi dua cermin yang saling menatap tanpa menyentuh.
Malam itu, aroma hujan dan cahaya temaram menjadi saksi. Ada helaan napas yang berat, ada tangan yang hampir saling menggenggam, tapi urung. Bukan karena tak ingin, tapi karena terlalu banyak yang dipertaruhkan.
Dia adalah rahasia yang kusimpan dalam bait-bait puisi. Seperti senja, yang tak pernah benar-benar pergi, hanya menyamar dalam gelap dan kembali esok hari.
Bagi yang mengerti, ini bukan tentang cinta yang biasa. Ini tentang kedewasaan dalam menjaga batas, dan keberanian untuk menyimpan rasa sebagai bentuk penghormatan.
Prompt Gambar Ilustrasi
"Aesthetic romantic sunset scene, silhouette of a man and woman sitting apart under a tree, warm orange and purple tones, soft dreamy atmosphere, cinematic light, high resolution, emotional depth, minimalist"